PaperKlik.com - Kalau kalian lagi nongkrong di kafe atau makan di restoran, pasti sering denger lagu-lagu hits diputar, kan? Tapi tahukah kalian, di balik santainya kita menikmati musik itu, ada 'perang dingin' soal royalti yang bikin pengusaha pusing tujuh keliling! Ada yang pro, ada yang kontra. Gimana ceritanya? Yuk, kita kupas tuntas!"
Dua Sisi Mata Pisau: Hak Pencipta vs. Kebutuhan Publik
Politikus Gerindra, Prasetyo, ngomongin soal ini dengan gaya fair. Di satu sisi, dia ngasih apresiasi buat para pencipta lagu yang berjuang dapat hak royalti. "Memang hak mereka harus dihargai, dong! Bayangin, lagu ciptaan mereka diputar berulang-ulang tapi enggak dapet apa-apa," ujarnya.
Tapi di sisi lain, banyak pelaku usaha yang ngetot bilang, "Lah, ini kan ruang publik, masa harus bayar?" Nah, di sinilah polemiknya. Prasetyo bilang, mereka lagi cari solusi win-win solution. "Kita sedang cari jalan keluar terbaiknya," katanya. Pertanyaannya: emang ada jalan tengah yang adil?
Pengusaha Panik, Musik Lokal 'Dibuang'?
Ini nih yang bikin miris! Karena aturan royalti dinilai ribet dan mahal, banyak kafe & restoran sekarang lebih milih muter:
- Musik instrumental (yang enggak ada lirik, jadi tebakan mereka bebas royalti)
- Lagu luar negeri (berpikir lagu internasional enggak kena pajak).
Tapi tunggu dulu! Dharma Oratmangun, Ketua LMKN, langsung nge-gas: "Salah besar kalau mikir gitu!"
Fakta Keras dari LMKN:
✔️ Lagu luar negeri? Tetap kena royalti! LMKN kerja sama dengan organisasi internasional, jadi tetep ada kewajiban bayar.
✔️ Suara alam direkam? Kena juga! "Putar rekaman kicau burung atau gemericik air? Itu pun produsernya punya hak cipta!" tegas Dharma.
Kalau aturannya segitu ketat, apa nggak malah bikin pengusaha skip musik sama sekali? Atau justru beralih ke cover version yang lebih murah?
Solusi atau Beban Baru?
Di satu sisi, LMKN benar soal pentingnya royalti buat apresiasi musisi. Tapi di sisi lain, pengusaha UMKM bisa kelabakan karena biaya operasional tambahan.
Saran dari Kita:
🔹 Perlu sosialisasi jelas! Jangan sampai aturan bikin misscommunication.
🔹 Ada skema khusus buat usaha kecil? Jangan sampe kafe kecil kena beban sama kayak franchise besar.
🔹 Teknologi bisa bantu! Mungkin perlu aplikasi lisensi musik yang terjangkau.
"Nah, Sobat, gimana pendapat kalian? Setuju enggak kafe & restoran bayar royalti? Atau ada solusi lain yang lebih fair? Jangan lupa komen di bawah, ya! Jangan cuma diem-dieman pas lagi di kafe trus lagu favorit kalian diputar gratis!"